Alkisah, di sebuah hutan nun jauh disana. Hiduplah beragam jenis
binatang diantaranya Gajah, singa, beruang, kancil, serigala, dan Badak.
Selain hewan-hewan besar disana juga hidup bernaeka binatang dari jenis
unggas dan burung, diantaranya ayam Jago dan burung Merpati/Dara.
Suatu hari, dihutan itu akan diadakan perlombaan mengambil seikat padi
yang di gantung di dahan pohon. Perlombaan itu memang di khususkan untuk
kalangan burung yang bisa terbang. Merpati yang mengetahui akan ada
lomba segera mendaftar pada panitia lomba. Mengetahui hal itu tentu saja
Si ayam Jago tidak senang. Ia tidak ingin melihat merpati menang dalam
lomba tersebut, lalu ia pun memaksakan untuk ikut lomba itu walau
sebenarnya dia tidak pandai terbang. Karena memaksa, akhirnya panitia
pun memperbolehkan si Jago untuk ikut mendaftar. Perlombaan itu
tampaknya akan cukup ramai karena diikuti banyak bangsa burung. Diantara
peserta ada sekelompok burung bagau, burung gagak, burung elang, burung
pipit dan burung kakak tua. Dalam perlombaan tersebut yang mendapat
perhatian paling banyak adalah ayam jago dan juga burung merpati. Karena
semua hewan tahu kalau Ayam jago dan merpati memang tidak Akur.
Tepat pukul sembilan pagi perlombaan pun segera dimulai. Panitia lomba
mengumumkan peraturan lomba. ternyata lomba tersebut menggunakan sistem
gugur, dan di babak terakhir akan mempertemukan dua peserta saja.
Giliran pertama adalah burung elang melawna burung gagak, mereka
bersiap-siap di titik yang telah di tentukan. Setelah aba-aba di
bunyikan, merekapun melesat terbang berebut siapa yang paling dulu
mendapatkan seikat padi yang tergantung tersebut. Dan ternyata di
menangkan oleh Elang. Begitu seterusnya hingga singkat cerita sampailah
pada babak final. Di babak akhir bertemulah ayam jago dan burung
merpati.
Ayam jago sudah bersiap-siap begitu pula dengan Merpati. Setelah
terdengar aba-aba, ayam Jagi kangsung melompat tinggi sambil susah payah
berusaha mengepakan sayapnya, sementara burung merpati hanya bengong
melihat tingkah ayam jago. Ayam jago menyadari bahwa ia hanya bisa
melompat dan tidak bisa terbang seperti burung merpati, namun burung
merpati segera menyusul terbang dengan mudahnya. Pelan-pelan, ketika
burung merpati berhasil melewati ayam jago untuk meraih ikatan padi,
ayam jago mematuk kaki burung merpati agar burung merpati tidak berhasil
mendapatkan padi itu.
Rupanya siasat licik ayam jago berhasil, kaki burung merpati terluka dan
patah, tapi bukannya turun kembali, sambil menahan sakit burung merpati
justru makin kencang mengepakkan sayapnya dan berhasil mendapatkan padi
tersebut. Sementara itu, ayam jago yang sudah kelelahan mengepakkan
sayapnya akhirnya terjun bebas dan harus mengakui kekalahannya dari
burung merpati. Tak disangka oleh ayam jago, ternyata sang dewa melihat
perbuatan yang telah dilakukannya dan kemudian memberi hukuman. Mahkota
yang selalu dibanggakan dan kemana-mana dikenakan di kepala ayam jago,
diambil paksa dan hanya disisakan sebagian saja di atas kepalanya. Sang
dewa bilang, “Kau kuhukum karena tekah berbuat curang pada burung
merpati, dan mahkotamu kuambil. Jika kau ingin mahkotamu kembali,
panggil aku dan teriakkan penyesalanmu di setiap pagi. Mungkin mahkota
ini akan kukembalikan.” Kemudian, sang dewa pun pergi, dan ia memberi
hadiah kepada burung merpati berupa kesembuhan pada kakinya.
Sejak saat itu, Mahkota ayam jago tidak utuh lagi. Dan setiap pagi ayam
jago pun meneriakkan penyesalannya serta memohon kepada sang dewa untuk
mengembalikan mahkotanya yang telah diambil dari kepalanya.
Pesan Moral Cerita Dongeng Fabel Ayam Jantan dan Merpati adalah :
Penyesalan selalu datang terlambat, berbuatlah jujur dan jangan pernah
curang. Ketidak jujuran seringkali membawa petaka. Jika kita sudah
kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidup kita, penyesalan tidak ada
gunanya lagi.
Instal Aplikasi Android disini : Cerpen Fabel
Instal Aplikasi Android disini : Cerpen Fabel
sumber :
http://ceritadongeng-indonesia.blogspot.co.id/2015/08/dongeng-fabel-ayam-jantan-dan-merpati.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar