Pada zaman dahulu kala, di hutan rimba hiduplah seekor ayam Jago dan
seekor Elang. Mereka adalah sahabat baik dan hampir seperti keluarga,
sering saling membantu dan menolong satu sama lain. Pada suatu hari
ketika si ayam jago sedang asik mencari makan di dalam hutan, tanpa
sepengetahuanya di balik semak-semak ada sekor harimau yang sedang
mengintainya.
Ayam jago semakin terpojok, tentu saja kecepatan larinya tak bisa
menandingi kecepatan harimau. Ketika keadaan semakin gawat,tiba-tiba
sang elang datang menolongnya. Dia menyambar dan mematuk harimau itu
bertubi-tubi. Di patuk dan di cakar dengan paruh dan kukunya yang tajam,
Ahirnya harimau itupun lari kembali masuk ke dalam hutan dengan membawa
luka dan rasa sakit di sekujur tubuhnya. "Untungkah kamu cepat
datang.... Terimakasih elang sahabat ku. Kalau tidak, mungkin aku sudah
di mangsa oleh Harimau itu". Kata ayam jago dengan nafas terengah-engah.
"Sama-sama kawan. Bukankah sebagai sahabat kita memang harus saling
menolong".Kata elang dengan ramah. "Tapi tidak selamanya kamu bisa
menolong ku, Hari ini aku termasuk beruntung karena kau tepat waktu
datangnya, coba tadi telat sedikit saja. Pasti aku sudah jadi almarhum
sekarang". Kata ayam jago dengan wajah murung. "Sudahlah kawan. Tak usah
murung begitu. Mungkin ucapan mu memang benar.Andai saja aku bisa
melakukan sesuatu untuk membuat mu bisa merasa tenang,pasti akan aku
lakukan".Kata elang coba menghibur. "Yah..Mungkin memang sudah takdir
kawan. Aku ini cuma seekor ayam, takdir ku hanya bisa berjalan di atas
tanah. Andai saja aku bisa terbang seperti mu, pasti tak ada lagi yang
bisa mengganggu ku". Kata ayam setengah mengeluh. "Hmm..Kalau itu
keinginan mu, mungkin aku bisa membantu".Jawab elang. "Benarkah kawan?
Bagaimana caranya?". Tanya ayam Jago penasaran. "Bangsa burung mempunyai
sebuah benda pusaka berupa jarum emas. Jarum itu kami gunakan untuk
menyulam sayap-sayap kami agar kami bisa terbang. Tapi... Jarum itu tak
bisa di pinjamkan pada semua binatang, Karena jarum itu adalah benda
pusaka bangsa kami".Jawab elang. "Wahh... benarkah? Apa kau juga tak
bisa meminjamkanya pada ku? Kita kan sahabat baik, masa kau tidak
percaya padaku?". Tanya ayam coba membujuk Elang.
Sesaat, Elang tampak berfikir, tapi setelah ayam terus merengek dan
membujuknya...Ahirnya elangpun berjanji, Besok akan datang ke rumah ayam
jago dan meminjamkan jarum emas itu. Hari sudah beranjak sore. mereka
pun pulang kerumahnya masing-masing.
Keesokan harinya, ayam jago tampak sudah rapi duduk di teras rumah.
Sesekali dia keluar dan melihat sekeliling. Tampaknya dia sedang
menunggu kedatangan burung Elang. Tidak begitu lama, akhirnya burung
elang tiba di rumah ayam Jago. Burung elang langsung duduk sambil
menegluarkan sesuatu dari balik sayapnya. "Nah gunakanlah harum ini
dengan bijak. Jaga baik-baik. Jangan sampai kamu hilangkan. Karena aku
yang meminjamnya dari raja burung Elang. Jika sampai ada apa-apa pada
jarum ini, maka bangsa elang yang akan menanggung aib dan di salahkan
oleh semua bangsa burung. Dan ingat pesan ku, Setelah selesai kau pakai,
simpanlah baik-baik sampai aku datang untuk mengambilnya. Jangan kau
pinjamkan pada siapapun tanpa seijin ku". Kata elang berpesan pada Ayam
Jago. "Aku paham kawan. Aku berjanji akan mengingat dan memenuhi semua
pesanmu itu. Dan jarum ini akan ku jaga baik-baik". Jawab ayam jago
Meyakinkan. "Baiklah kalau begitu. Jarum itu aku pinjamkan pada mu. Tiga
hari lagi aku akan datang untuk mengambilnya kembali".Kata elang
kemudian terbang tinggi ke cakrawala.
Setelah elang pergi, ayam jagopun cepat-cepat menyulam sayapnya dengan
jarum emas. Dia tak sabar untuk segera dapat terbang seperti elang,
kawannya. Namun baru setengah sayap yang di sulamnya, dia tak sabar
untuk segera mencoba. Diapun menaruh jarum emas itu di atas batu,
kemudian dia mencoba terbang naik ke atas pagar. "Ahaaa....Ahirnya aku
bisa terbang sekarang !!!". Teriak ayam jago dengan bangganya. Walau
hanya baru setinggi pagar, dia sudah sangat merasa bangga dan senang.
Tiba-tiba si ayam betina datang. Dia sangat heran dan takjub melihat
ayam jago yang bisa naik di atas pagar. "Hai ayam jago, bagaimana kau
bisa naik setinggi itu?".Tanya si ayam betina penasaran. "Aku terbang
untuk naik ke sini". Kata ayam jago membanggakan diri pada ayam betina.
"Terbang???! Bagaimana bisa?". Tanya ayam betina semakin penasaran dan
tidak percaya. "Tentu saja bisa. Aku menyulam sayap ku dengan jarum emas
yang aku pinjam dari elang sahabat ku". Jawab ayam jaga sambil terus
mengepakan sayapnya tanpa memperhatikan ayam betina. "Wah..Hebat. Apakah
aku boleh meminjamnya juga agar aku bisa terbang sepertimu??". Kata
ayam betina mencoba merayu. "Ya Tentu saja boleh. Ambilah jarum itu di
atas batu di sebelah mu. Lalu cepatlah terbang ke samping ku". Kata ayam
jago dengan gembira. Dia telah lupa pada janjinya pada burung Elang.
Si ayam betina pun segera menyulam sayapnya. Karena tak sabar ingin
segera bisa terbang seperti ayam jago, sebentar-sebentar dia terus
mencoba terbang. Begitu dia lakukan berkali-kali. Dan ahirnya..Ayam
betina pun bisa terbang ke atas pagar menyusul ayam jago. Mereka
berduapun sangat senang dan gembira sekali. Setelah mereka puas
bertengger, merekapun kembali turun untuk meneruskan menyulam agar bisa
terbang sepenuhnya. Namun, Jarum emas yang mereka gunakan telah hilang
entah kemana. Mungkin karena kibasan sayap ayam betina tadi, jarum itu
jatuh kesela-sela bebatuan. "Wah celaka!! Kau taruh dimana jarum emas
tadi?". Tanya ayam jago mulai panik. "Aku tak tahu, aku lupa
menaruhnya..".Jawab ayam betina. "Kalau sampai jarum itu hilang, elang
pasti akan sangat marah pada ku. Ayo kita segera mencarinya sama-sama".
Kata ayam jago makin panik.
Mereka berduapun segera mencari jarum itu, lama mereka mencari namun
tetap tidak ditemukan. Mereka makin panik dan mulai mencakar-cakar tanah
berharap jarum itu mereka temukan, siapa tahu jarum itu terselip dan
tertimbun ke dalam tanah. Tapi sampai hari menjelang gelap, jarum itu
tak mereka temukan. Dan pada esok hari merekapun kembali meneruskan
pencarian. Tapi sampai hari ketiga, jarum itu tetap tidak ditemukan.
Sampai pada ahirnya Elang pun datang untuk mengambil jarum itu. Tapi
setelah mendengar jarum itu telah hilang, elang sangat marah. Dia sangat
murka karena ayam jago sahabatnya telah melanggar janji. Ayam jago
telah meminjamkan jarum emas itu tanpa seijin sang elang, hingga membuat
jarum itu hilang.
"Hai ayam jago!!!.. Aku percaya pada mu, tapi kau menghianati
kepercayaan ku. Apakah kau tak sadar? Karena kecerobohanmu, bangsa elang
yang menanggung akibatnya. Kami akan diasingkan dan di kucilkan oleh
bangsa burung. Pokoknya aku tak mau tahu, kau harus tanggung jawab.
Selama kau belum menemukan jarum emas itu, anak cucu keturunan mu tidak
akan aman dari ancaman bangsaku". Kata elang kemudian terbang dengan
membawa amarah yang meluap-luap.
Dan sejak saat itulah, sampai sekarang elang selalu menyambar anak-anak
ayam dan ayam juga selalu mencakar-cakar tanah ketika mereka mencari
makan. Berharap mungkin mereka bisa menemukan jarum emas yang pernah
mereka hilangkan. Dan kebiasaan itu terus berjalan sampai saat ini.
Pesan Moral Cerita Dongeng Fabel Ayam Jago dan Jarum Emas Burung Elang adalah
: Jangan pernah menghiati kepercayaan yang diberikan kepada kita,
karena itu akan membuat orang lain kecewa dan tak mempercayai kita lagi.
Berusahalah menjadi orang yang mampu mengemban amanah. Dan Jangan
pernah mengambil atau meminjamkan sesuatu tanpa seijin pemiliknya.
Instal Aplikasi Android disini : Cerpen Fabel
Sumber : http://ceritadongeng-indonesia.blogspot.co.id/2015/08/dongeng-fabel-ayam-jago-dan-jarum-emas.html
Instal Aplikasi Android disini : Cerpen Fabel
Sumber : http://ceritadongeng-indonesia.blogspot.co.id/2015/08/dongeng-fabel-ayam-jago-dan-jarum-emas.html
Kegunaan Minyak Kelapa Untuk Ayam Jago
BalasHapus